Bisik-bisik dari sumber di KPK, Maharani atau Rani diciduk bersama asisten pribadi Luthfi Hassan Ishaq, Ahmad Fathonah (AF), saat KPK menggelar operasi tangkap tangan di salah satu kamar Hotel Le Meridien, Selasa (29/1).
Rani disebut-sebut dibayar sebesar Rp 10 juta, uang yang diambil dari bagian Rp 1 miliar suap yang akan diberikan kepada Luthfi Hasan Ishaaq dari PT Indoguna Utama, sebuah perusahaan importir daging. Dari penampilannya saat dilepaskan penyidik KPK, perempuan bertubuh semampai dan berambut panjang itu mengenakan blus hitam lengan panjang dengan rok mini dari bahan jins. Tak terucap sepatah kata pun dari mulut gadis itu yang langsung kabur dengan taksi yang dinaikinya.
Apakah peran Maharani dalam kasus ini dapat dikatakan sebagai gratifikasi seks, Juru Bicara KPK Johan Budi SP menolak menjelaskan rinci apa yang diperbuat oleh kedua orang itu sebelum ditangkap penyidik KPK. "Setelah uang ada di AF, kita tangkap pukul 20.20 WIB di hotel. AF ditangkap bersama seorang perempuan muda berinisial M saat keluar hotel. Kita tangkap juga sopir AF," kata Johan dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (30/1).
Cerita soal perempuan cantik yang terseret dalam kasus korupsi yang ditangani KPK juga pernah dialami Efielian Yonata. Mahasiswi Universitas Pakuan Bogor itu turut diangkut penyidik KPK saat operasi tangkap tangan terhadap anggota DPR dari Fraksi PPP Al Amin Nur Nasution di Hotel Ritz Carlton Rabu 9 April 2008 pukul 02.00 WIB.
Eifel, nama panggilan gadis itu, disebut-sebut sebagai 'bonus' yang diminta Al Amin, selain uang miliaran rupiah dalam upaya memuluskan pengalihan fungsi hutan lindung menjadi pelabuhan di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
Namun, kabar itu dibantah Eifel. Dia menyatakan, keberadaannya bersama Al Amin karena di merupakan teman dari temannya Al Amin. "Saya dikenalkan kepada Al Amin oleh Arya malam itu," tukas Eifel.
Eifel juga membantah tudingan bahwa dirinya adalah pekerja seks komersial (PSK) dan bekerja di sebuah kelab malam. "Saya bukan PSK, tapi mahasiswi fakultas ekonomi. Hal tersebut tidak benar. Saya tidak pernah bekerja di Jakata. Saya hanya mahasiswi biasa," tuturnya.
Satu lagi wanita cantik yang berurusan dengan KPK adalah Rhani Juliani. Caddy golf di Modernland, Tangerang itu terlibat dalam drama kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnain. Motif kasus ini diarahkan pada perselingkuhan dan pemerasan dengan Ketua KPK Antasari Azhar sebagai tersangka utama.
Alkisah, saat itu, Antasari Azhar yang baru beberapa bulan menjabat Ketua KPK pada tahun 2008, kepergok berduaan dengan Rhani di kamar 802 Hotel Mahakam, Jakarta Selatan. Antasari tidak mengetahui Rhani adalah istri ketiga Nasrudin.
Menurut Antasari yang kemudian divonis 18 tahun dalam kasus ini, dia tidak melakukan apa-apa dengan Rhani. Namun, Nasrudin sang suami tidak percaya dan berbagai versi kasus ini kemudian muncul. Rhani disebut sebagai umpan Nasrudin karena dia punya kepentingan ingin dipromosikan naik jabatan dengan melaporkan kasus korupsi di perusahaan yang dipimpinnya kepada KPK. Versi lainnya lagi, Antasari meminta orang untuk membunuh Nasrudin karena tidak mau kasus perselingkuhannya diungkap.